Sabtu, 25 Mei 2019

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS)



JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2013-2014
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

1.      Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
ü  Menggunakan alat spektrofotometer serapan atom
ü  Menganalisis cuplikan secara spektrofotometer serapan atom

2.      Alat dan bahan yang digunakan
Alat :
Ø  Peralatan GBC AAS 932 Plus
Ø  Lampu katoda berongga Zn
Ø  Labu takar 1 liter
Ø  Labu takar 100 ml
Ø  Gelas piala
Ø  Gelas arloji
Ø  Corong gelas
Ø  Batang pengaduk
Ø  Pipet tetes
Ø  Pipet ukur
Ø  Botol semprot
Bahan:
Ø  Larutan standar Zn
Ø  Aquadest
Ø  Sampel air sumur

3.      Teori singkat
Spektrofotometer Serapan Atom merupakan alat untuk menganalisa unsur-unsur logam dan semi logam dalam jumlah renik (trace), AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double beam layaknya Spektrofotometer UV-VIS. Sebelumnya dikenal fotometer nyala yang hanya dapat menganalisis unsur yang dapat memancarkan sinar terutama unsur golongan IA dan IIA. Umumnya lampu yang digunakan adalah lampu katoda cekung yang mana penggunaanya hanya untuk analisis satu unsur saja.  Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber radiasi, sistem pengukur fotometerik. 
Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam. Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudia radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel.  Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi, maka energi tersebut akan mempercepat gerakan elektron sehingga  elektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan semula. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut. 
Spektrofotometer serapan atom sering digunakan dalam bidang toksikologi karena memeng di ciptakan untuk menentukan konsentrasi atau partikulat yang mengandung logam-logam berat seperti Pb, Cd, As, Sb, Zn, Cr dan Tl (Tellurium) yang keluar dari cerobong pabrik
-          Komponen – komponen AAS
a.png
Gambar 1.1
Komponen dasar suatu alat Spektrofotometri Serapan Atom adalah :
v  Sumber sinar ( lampu katoda berongga)
Berguna memancarkan sinar dengan panjang gelombang yang tepat sama dengan panjang gelombang logam yang dianalisis
v  Nyala api (flame)
Untuk mengubah unsur logam yang di analisis menjadi atom-atom netral yang masih berada dalam tingkat encer dasar. Proses ini disebut pengatoman atau atomisasi.
v Nebulizer (ruang pengabut)
Untuk mengubah larutan yang diisap melalui pipa kapiler menjadi aerosol (kabut atau butiran-butiran cairan halus)
v Spray chember (ruang penyemprot/pengabut)
Untuk membuat campuran yang homogen dari gas oksigen plus bahan bakar plus aerosol yang mengandung larutan contoh, yaitu sebelum campuran ini menjadi burnennya.

v  Burner
Tempat Pembakaran berlangsung antara udara – asetilen dan atom – atom yang berasal dari larutan sampel yang akan dianalisa.
v  Monokromator
            Untuk meneruskan panjang gelombang emisi dari lampu katoda berongga yang diadsorbsi paling kuat oleh atom di dalam nyala api (panjang gelombang maksimum)  dan menahan garis-garis emisi lain dari lampu katoda berongga yang tidak digunakan dalam analisis.
v  Detektor
Untuk mengamati atau mendeteksi datangnya berkas sinar dari sistem monokromator dan mengubah energi sinar yang masuk menjadi energi listrik yang sebanding.
v  Amplifier
Untuk mengerakkan sistem elektronik digital atau mengerakkan pada rekorder
v  Recorder
Sebagai alat pencatat


Cara Kerja AAS
*      Sumber sinar yang berupa tabung katoda berongga (Hollow Chatode Lamp) menghasilkan sinar monokromatis yang mempunyai beberapa garis resonansi
*      Sampel diubah fasenya dari larutan menjadi uap atom bebas di dalam atomizer dengan nyala api yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dengan oksigen
*      Monokromator akan mengisolasi salah satu garis resonansi yang sesuai dengan sampel dari beberapa garis resonansi yang berasal dari sumber sinar
*      Energi sinar dari monokromator akan diubah menjadi energi listrik dalam detector
*      Energi listrik dari detektor inilah yang akan menggerakkan jarum dan mengeluarkan grafik
*      Sistem pembacaan akan menampilkan data yang dapat dibaca dari grafik

Kelebihan dan Kekurangan AAS
a. Kelebihan
·         Kepekaan lebih tinggi
·         Sistemnya relatif mudah
·         Dapat memilih temperatur yang dikehendaki
b. Kekurangan
·         Hanya dapat digunakan untuk larutan dengan konsentrasi rendah
·         Memerlukan jumlah larutan yang cukup relatif besar (10-15 ml)
·         Efisiensi nebulizer untuk membentuk aerosol rendah
·         Sistem atomisasi tidak mampu mengatomkan

4.      Prosedur percobaan
SOP GBC AAS 932 Plus
1)      Setting gas supply
a)      Set gas acytelene pada range 8-14 psi
b)      Set compress air (udara tekan) pada range 45-60 psi
c)      Set gas N2O pada range 45-60 (panaskan N2O dengan menghubungkan kabel di regulator ke sumber PLN)
d)     Nyalakan blower(exhause)
2)      Setting instrument
a)      Menghidupkan computer
b)      Memilih icon GBC versi 1.33, klik dua kali . tunggu hingga selesai
c)      Klik metode, lalu atur dengan ketentuan berikut:
·         Description(atur unsur yang akan diamati ; masukkan nama unsur atau klik pada table system periodik)
·         Instrumen (masukkan arus lampu dan panjang gelombang maksimum , sesuai tabel di dalam kotak lampu)
·         Measurement (pilih integration , masukkan waktu pembacaan dan jumlah replika yang akan digunakan)
·         Calibrasi(pilih linear least square throught zero)
·         Standard (tambah atau kurangi row sesuai jumlah standar yang digunakan)
·         Quality (biarkan seperti apa adanya)
·         Flame(pilih tipe nyala api pembakaran , pilih air-acytelene)
d)     Klik sampel
·         Tambah atau kurangi row untuk sampel yang digunakan
3)      Persiapan sampel
Siapkan sampel , encerkan bila perlu
4)      Pengukuran sampel
·         Tekan air acytelene diikuti IGNITION(penyalaan)
·         Klik START pada aplikasi window , tunggu sampai terbaca instrument ready di bagian bawah layar
·         Klik ZERO pada window , tunggu hingga instrument ready muncul
·         Komputer akan meminta cal blank (aspirasikan larutan pengencer (aquadest yang digunakan), klik ok , program akan mengukur blanko
·         Setelah blanko selesai , program akan meminta standar 1 , aspirasikan larutan standar 1 klik ok. Lakukan pengulangan untuk seluruh larutan standar
·         Setelah semua larutan standar , program akan meminta sampel , aspirasikan sampel secara berurutan
·         Data akan tampil dilayar, hasil pengukuran sampel juga akan tampil dalam bentuk konsentrasi langsung




PERHITUNGAN
·         Pengenceran larutan satandar dari 1000 ppm dengan volume 100 ml
V1.M1       =      V2.M2
1000 ppm   =     100 ml  . 100 ppm
            V1  =     
                   =  10 ml

·         Pengenceran larutan standar dengan volume 50 ml dari larutan standar 100 ppm
1.      Konsentrasi 5 ppm
V1 .  M1         =  V2  .  M2
V1 . 100 ppm  =   5 ppm  .  50 ml
             V1      =  
              V1     =  2,5 ml

2.      Konsentrasi 10 ppm
V1  .   M1        =   V2  .   M2
V1  . 100 ppm  =   50 ml .   10 ppm
                 V1   =    
                  V1  =  5 ml

3.      Konsentrasi 15 ppm
V1  .   M1        =   V2  .   M2
V1  . 100 ppm  =   50 ml .   15 ppm
                 V1   =    
                  V1  = 7, 5 ml

4.      Konsentrasi 20 ppm
V1  .   M1        =   V2  .   M2
V1  . 100 ppm  =   50 ml .  20 ppm
                 V1   =    
                  V1  = 10 ml

5.      Konsentrasi 25 ppm
V1  .   M1        =   V2  .   M2
V1  . 100 ppm  =   50 ml .   25 ppm
                 V1   =    
                  V1  = 12, 5 ml

a)      Sampel air 1
Y  =  mx  +  c
0,1445  =  0,0188 x  +  0,091
         x  = 
       x  =  2,972
            % kesalahan  =   
                                  =   x 100
                                  =   66 %

b)      Sampel air 2
Y  =  mx  +  c
0,3368  =  0,0188 x  +  0,091
         x  = 
       x  = 13,07446

% kesalahan  =   
                      =   x 100
          =   3,5802 %

c)      Sampel air 3
Y  =  mx  +  c
0,1812  =  0,0188 x  +  0,091
         x  = 
       x  =  4,7978

% kesalahan  =   
                      =   x 100
          =   50,9%




d)     Sampel air 4
Y  =  mx  +  c
0,2948  =  0,0188 x  +  0,091
         x  = 
       x  =  10,7978

% kesalahan  =   
                      =   x 100
                      =   8,7 %

Ø  Penentuan Konsentrasi Sampel
No
X
Y
xy
x2
1
5
0,1665
0,832
25
2
10
0,2912
2,912
100
3
15
0,3962
5,943
225
4
20
0,4753
9,506
400
5
25
0,5470
13,675
625
75
1,8762
32.868
1375

Y =  mx  +  c
Keterangan :   y :  absorbansi sampel
                        m :  slope
                        c :  intersep





Slope (m )  = 
                   = 
                 =      
                    =   0,0188

% kesalahan   
                      =   x 100
          =   4,25%

            Intersep (c )   =  
                      =  
                 
                     =  0,0917

% kesalahan   
                      =   x 100
          =   0,76%




ANALISA PERCOBAAN
            Dari hasil percobaan spektrofotometri serapan atom dapat dianalisa bahwa dalam melakukan penentuan kadar seng (zn) dalam sampel yang sudah disiapkan,dapat digunakan metode spektrofotometri serapan atom dengan alat GBS AAS 932 plus. Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan sampel dan larutan Zn murni sebagai larutan standarnya,dengan masing-masing konsentrasi 5 ppm,10 ppm,15 ppm,20 ppm,dan 25 ppm. Kemudian diatur suplay gas dengan mengatur gas asetilen pada 8,14 psi. Compress air pada 45-60 psi gas N2O pada range 45,60 psi,lalu nyalakan blower dan melakukan pengaturan intrumen menggunakan komputer program GBC versi 1,33 . setelah itu melakukan pengaturan sempel dengan menekan tombol START pada window,lalu tekan Air Acytelene  diikuti IGNITION .  Kemudian menekan tombol START pada window. Lalu menekan zero . Kemudian mengaspirasikan larutan standar lalu setelahnya mengaspirasikan sampel yang telah disiapkan.
            Dari hasil pengukuran sampel didapatkan konsentrasi sampel 1 sebesar 5,7762 ppm ,sampel 2 sebesar 13,5425 ppm,sampel 3 sebesar 72426 ppm,pada sampel 4 sebesar 11,7837 ppm. Konsentrasi ini berdasarkan persamaan grafik,maka diperoleh konsentrasi pada sampel 1 sebesar 2,972 ppm ,sampel 2 sebesar 13,07746 ppm,sampel 3 sebesar 4,7978 ppm,sampel 4 sebesar 10,8404 ppm.

KESIMPULAN
            Dari percobaan yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa :
1)      AAS adalah metode analisa yang digunakan untuk menentukan kandungan logam berat pada sampel. Logam-logam tersebut antara lain : Cu,Fe,Ni,Cr,Mn,Zn.
2)      AAS dapat dianalisa dengan cepat,ketelitiannya sampai tingkat rumit dan tidak memerlukan proses pemisahan terlebih dahulu.
3)      Semakin tinggi konsentrasi maka nilai absorbansinya akan semakin tinggi pula.
4)      Alat yang digunakan dalam metode ini adalah alat AAS GBS 932 plus dengan lampu katoda elemen Zn
5)      Prinsip yang dilakukan oleh metode penganalisisan pada alat ini adalah dengan cara penyinaran sampel dengan lampu katoda yang kemudian akan diburning.
6)      Diketahui nilai absorbansi masing-masing sampel yaitu untuk sampel 1 : 0,1445 , sampel 2 : 0,3388 , sampel 3 : 0,1812 ,dan sampel 4 : 0,2948
7)      Dari hasil pengukuran sampel didapatkan konsentrasi sampel 1 sebesar 5,7762 ppm ,sampel 2 sebesar 13,5425 ppm,sampel 3 sebesar 72426 ppm,pada sampel 4 sebesar 11,7837 ppm. Konsentrasi ini berdasarkan persamaan grafik,maka diperoleh konsentrasi pada sampel 1 sebesar 2,972 ppm ,sampel 2 sebesar 13,07746 ppm,sampel 3 sebesar 4,7978 ppm,sampel 4 sebesar 10,8404 ppm.